INTERAKSI
SOSIAL.
Interaksi selalu dilakukan oleh setiap
individu dalam masyarakat, hal ini diaenakan ketebatasan setiap individu dalam
memenuhi hidupnya.
1.
PENGERTIAN
Hakekat hidup manusia dalam masyarkat
adalah terdiri dari relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha bersama
yang bersifat tetap, seperti beribadah, mencari
nafkah, bersekolah, rekreasi, dan sebagainya.
Relasi yang bersifat agak sementara
seperti: bertamu,
makan bersama, tawar menawar, dan
sebagainya. Inti pokok dalam hidup bermasyarakat adalah interaksi, yaitu
aksi / tindakan yang dibalas dengan reaksi.
Kodrat manusia selalu ingin hidup bersama
dengan orang lain. Karena pada dasarnya manusia sejak lahir telah memiliki keterbatasan, misalnya: seorang anak saat baru lair memerlukan perawatan ibunya,
pemenuhan kebutuhan kesehatan, pendidikan, dsb. Manusia membutuhkan banyak hal
dalam hidupnya, yang semuanya terpenuhi dengan mengadakan hubungan sosial,
melalui hubungan sosial seseorang menyampaikan maksud, tujuan, dan keinginannya
untuk mendapatkan tanggapan (reaksi) dari orang lain. Keadaan ini menyebabakan terjadinya
hubungan timbal balik yang disebut interaksi sosial, yatu adanya aksi dan reaksi
antara satu orang dengan orang lain.
Interaksi
sosial adalah hubungan dinamis yang
menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,
dan kelompok dengan kelompok, yang dapat berbentuk kerjasama, persaingan maupun
pertikaian.
Tindakan dan interaksi sosial mempunyai
hubungan yang tidak terpisahkan. Tindakan
sosial adalah tindakan
yang dipengaruhi atau untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dan
maksud tertentu. Sedangkan interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi
sebagai akibat adanya tindakan individu-individu. Terjadinya hubungan timbal balik disebabkab oleh adanya tindakan (aksi) dan tanggapan (reaksi) antara dua orang atau lebih. Tanpa tindakan tidak mungkin ada
hubungan. Tindakan merupakan dasar bagi terbentuknya tindakan sosial dan interaksi sosial. Bila interaksi sosial
terjadi maka secara otomatis di dalamnya ada tindakan dan tindakan sosial.
2. Dinamika Sosial.
Melalui interaksi akan terjadi
perubahan-perubahan yang memungkinkan terbentuknya hal- hal baru sehingga
dinamika masyarakat menjadi hidup dan dinamis. Oleh karena itu, interaksi
sosial merupakan dasar terbentuknya dinamika sosial yang ada di masyarakat. Pehatikan
ilustrasi berikut
Dalam
sosiologi, DINAMIKA SOSIAL diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari
waktu ke waktu. Keterkaitannya dengan interaksi adalah interaksi mendorong terbentuknya
suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan
perubahan-perubahan dalam masyarakat Wujud
konkret dari dinamika sosial antara lain perubahan jumlah penduduk, perubahan
kualitas penduduk, perubahan struktur pemerintahan, perubahan mata
pencaharian,
perubahan komposisi penduduk, dan lain-lain
3. CIRI-CIRI
INTERAKSI SOSIAL
a.
Pelaku lebih dari
satu orang
b.
Ada komunikasi
antar pelaku dengan mengunakan simbol-simbol (bahasa)
c.
Ada tujuan yang
hendak dicapai
Perlu diketahui tidak semua tindakan
sosial disebut sebagai interaksi sosial. Kerumunan orang di jalan raya akibat
kabut asap yang menutupi pandangan bukanlah interaksi sosial. Akan tetapi telah
terjadi tabrakan beruntun di jalan tol, dan pengemudi saling menuduh,
berkelahi, saling menolong, maka baru di sebut sebagai interaksi sosial.
4. SYARAT
TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL.
a.
Kontak Sosial.
Adalah aksi individu, kelompok dalam nbentuk isyarat yang memiliki makna bagi sipelaku dan penerima, dan penerima membalas aksi dengan reaksi.
Adalah aksi individu, kelompok dalam nbentuk isyarat yang memiliki makna bagi sipelaku dan penerima, dan penerima membalas aksi dengan reaksi.
Macam-macam Kontak Sosial
1)
Kontak Primer: kontak yang terjasi
secara langsung, tanpa perantara, seperti
saling tersenyum, berpelukan, dsb.
2)
Kontak sekunder: kontak yang terjadi
secara tidak langsung melalui media perantara, seperti TV, Surat Telefon, HP, dsn.
3)
Kontak Positif: jika hubungan mengarah
pada sebuah kerjasama
4)
Kontak Negatif: jika hubungan mengarah
pada pertentangan, konflik.
b.
Komunikasi Sosial
Adalah proses seseorang meyampaikan sinyal (pesan) dan orang lain memberi tafsiran atas sinyal tersebut dan mewujudkan dalan bentuk perilaku.
Adalah proses seseorang meyampaikan sinyal (pesan) dan orang lain memberi tafsiran atas sinyal tersebut dan mewujudkan dalan bentuk perilaku.
Dari uraian di atas Nampak komunikasi hampir
sama dengan kontak, namun kontak belum tentu komunikasi. Karena komunikasi
menuntut adanya pemahaman makna.
Contoh:
§
Rudi menepuk Bahu
Sam, kemudia Sam memahami tepukan itu sebagai ajakan (kontak), lalu Sam bertanya, kemana?, Rudi menjawab ke kantin (komunikasi) lalu mereka berjalan berdua
ke kantin (interaksi sosial)
§
Orang Sumbawa
bertemu orang Sasak, lalu berjabat tangan (kontak),
orang Sumbawa bertanya dengan mengunakan bahasa Sumbawa, namun orang sasak
hanya terdiam karena tidak mengerti bahasa Sumbawa (komuikasi).
Bentuk-bentuk
komunkasi:
1)
Komunikasi langsung/primer; adalah komunikasi yang terjadi secara langsung dan
bertatapmuka tanpa menggunakan media perantara
2)
Komunikasi tidak langsung / sekunder:
kebalikan
dari komunikasi primer
3)
Komunikasi Positif: apabila
dua orang yang berkomunikasi saling emahami maksud dan tujuan dan menghasilkan
sebuah kerjasama
4)
Komunikasi Negatif: bila
dua orang yang berkomunikasi tidak saling memahami maksud dan tujuan (miskomunikasi), dan perbuatannya tidak
menghasilkan sebuah kerjasama.
5. FAKTOR
YANG MENDASARI INTERAKSI SOSIAL
Menurut
Soerjono Soekanto, interaksi
sosial berlangsung dengan didasari oleh faktor-faktor antara lain:
a.
Imitasi
Adalah proses belajar dengan cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkahlaku (behavior), maupun gaya hidup (life style). Imitasi dapat berpengaruh positif maupun negatif, berpengaruh positif apabila yang dicontoh adalah cara-cara baik, dan berpengaruh negatif, bila yang dicontoh adalah perbuatan atau perilaku menyimpang.
Adalah proses belajar dengan cara meniru orang lain baik dalam wujud sikap (attitude), penampilan (performance), tingkahlaku (behavior), maupun gaya hidup (life style). Imitasi dapat berpengaruh positif maupun negatif, berpengaruh positif apabila yang dicontoh adalah cara-cara baik, dan berpengaruh negatif, bila yang dicontoh adalah perbuatan atau perilaku menyimpang.
b.
Sugesti
Adalah cara
pemberian pengaruh atau pandangan oleh seseorang kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti tanpa berfikir panjang. Proses sugesti lebih mudah terjadi apabila orang
yang memberi pengaruh adalah orang yang
memiliki kharisma, pengaruh, kuasa. Dan orang yang menerima pengaruh kondisi
emosionalnya sedang tidak stabil.
c.
Identifikasi
Adalah
kecenderungan dan keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi “sama” dengan
fihak lain. Identifikasi berlangsung
dalam keadaan dimana orang yang melakukan identifikasi benar-benar mengenal
fihak lain yang menjadi tokoh atau idolanya. Sehingga sikap, pandangan, gaya
hidup, mode yang dimiliki tokoh idola tersebut ingin dimiliki dan dijiwai, dan
bukan sekedar mencontoh seperti dalam imitasi.
d.
Simpati
Adalah
perasaan tertarik, yang timbul dalam diri seseorang yang membuatnya merasa
sedikit-sedikit berada dalam keadaan orang lain. Simpati mirip dengan identifikasi, namun perbedaannya dalam simpati
yang memegang peranan penting adalah unsur perasaan.
e.
Empanti
Sama dg simpati akan tetapi empati lebih mendalam dan lebih mengarah kepada tindakan nyata, misalnya menyumban orang yg kena musibah
Sama dg simpati akan tetapi empati lebih mendalam dan lebih mengarah kepada tindakan nyata, misalnya menyumban orang yg kena musibah
A. BENTUK-BENTUK
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial ada dua bentuk dalam prosesnya.yaitu
proses yang berbentuk Asosiatif
dan proses Disosiatif. Berikut penjelasannya.
1.
Proses Asosiatif
(keteraturan sosial)
Adalah suatu keadaan
dimana hubungan–hubungan sosial berlangsung secara selaras, serasi, dan
harmonis menurut nilai-nilai dan norma yang berlaku. Proses asosiatif dibedakan menjadi 4 bentuk, sebagai berikut:
a.
Kerja Sama (cooperation)
Adalah
suatu usaha bersama antar pribadi atau kelompok manusia untuk mencapai sutu
atau beberapa tujuan bersama.
Bentuk-bentuk
Kerjasama:
1)
Tawar Menawar
(bargaining),
adalah perjanjian atau persetujuan antara fihak-fihak yang mengikat diri atau
bersengketa, melalui pendekatan, pemberian usul, dll.
2)
Kooptasi adalah
proses
penerimaan usul-usul baru oleh pimpinan suatu organisasi sebagai salah satu
cara untuk menghindari suatu kegoncangan dalam organisasi
3)
Koalisi
adalah gabungan
/ kombinasi dua atau lebih organisasi politik dengan tujuan yang sama
4)
Usaha Patungan
adalah kerjasama
dalam pengerjaan proyek tertentu
Motivasi
Orang Bekerja Sama:
§
Adanya orientasi
perseorangan terhadap kelompoknya
§
Adanya ancaman
dari luar (musuh bersama)
§
Merasa
tersinggung (dirugikan)
§
Untuk mencari
keuntungan pribadi
§
Semata-mata untuk
menolong orang lain
b.
Akomodasi (accommodation)
Adalah dua atu lebih individu atau kelompok berusaha
untuk saling menyesuaikan diri, tidak saling menggangu dengan cara mencegah /
mengurangi atau menghentikan ketegangan yang muncul sehingga tercapai
kestabilan dan kedamaian.
Tujuan Akomodasi:
§
Mengurangi
pertentangan antara dua individu atau kelompok
§
Mencegah
terjadiya ketegangan secara terus menerus
§
Memungkinkan
terjadinya kerjasama
§
Mengupayakan
terjadinya peleburan antara dua kelompok yang berbeda, misalnya lewat
perkawinan campuran (amalgamasi)
§
Bentuk-Bentuk Akomodasi:
1)
Koersi (coercion): adalah akomodasi dengan cara
paksaan, satu fihak berada pada posisi
lemah dan fihak lainnya pada posisi kuat.
2)
Kompromi (compromise): adalah akomodasi dengan cara fihak yang bertikai
saling mengurangi tuntutan agar tercapai penyesuaian perselisihan
3)
Arbitrasi (arbitration): adalah cara untuk mencapai sebuah kompromi melalui
fihak ketiga yang berwenang untuk menyelesaikan masalah. Dan keputusan yang
diambil oleh fihak ketiga wajib dilaksanakan oleh kedua belah fihak yang
berkonflik. Contoh: konflik antara perusahaan dengan buruh tentang Gaji (UMR),
maka akan diselesaikan oleh Pemerintah (Depnaker)
4)
Mediasi (mediation), hampir mirif dengan arbitrasi, hanya saja fihak ketiga bersifat
netral dan berfungsi hanya sebagai penasehat untuk mengusahakan jalan damai,
akan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk menyelesaikan masalah
5)
Konsiliasi (conciliation) adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan
dari fihak-fihak yang bertikai untuk mencapai suatu kesepakatan. Contoh
mempertemukan keinginan wakil buruh, wakil perusahaan, dan Jamsostek untuk
mencapai kesepakatan tentang jaminan sosial.
6)
Toleransi (tolerance) bentuk akomodasi yang terjadi secara tidak sadar dan spontan
akibat reaksi alamiah individu dan
kelompok yang ingin menghindari perselisihan.
Contoh: pada saat bulan puasa maka
ummat agama lain akan menghindari makan ditempat terbuka disembarang tempat
sebagai toleransi terhadap ummat muslim.
7)
Stalemate: terjadi ketika fihak-fihak yang bertikai memiliki kekuatan
yang seimbang hingga pada akhirnya pertikaian tersebut berhenti pada titik
tertentu. Contoh: konflik antara Korea Utara dengan Korea Selatan di bidang
senjata nuklir.
8)
Adjudikasi (adjudication) cara
penyelesaia konflik / masalah melalui pengadilan
9)
Eliminasi (elimination) pengunduran diri salah satu
fihak yang terlibat konflik karena mengalah.
10)Konversi adalah penyelesaian konflik dimana salah satu fihak
yang mengalah bersedia menerima pendirian
fihak lain.
11)Rasionalisasi adalah pemberian alasan yang kedengarannya masuk akal
untuk membenarkan suatu perbuatan yang
sebetulnya akan menimbulkan masalah atau menghindari suatu keadaan yang
sebetulnya akan menibulkan konflik / masalah
12)
Subjugation dan Domination adalah fihak yang memiliki
kekuatan besar meminta fihak lain untuk menaatinya.
c.
Asimilasi
Adalah merupakan usaha-usaha untuk mengurangi
perbedaan antariandividu atau antarkelompok guna mencapai suatu
kesepakatan berdasarkan kepentigan dan
tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat proses asimilasi akan
timbul jika ada kelompok yang memiliki perbedaan kebudayaan , kemudian saling
berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam waktu yang lama, sehinga
kebudayaan masin-masing kelompok saling mennyesuaikan diri dan mengalami
perunbahan. Jika ada dua individu atau
kelompok melakukan asimilasi maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan
keduanya melebur menjadi satu kelompok yang baru. Proses tersebut dapat
digambarkan dengan ilustrasi berikut:
A
|
C
|
B
|
+ =
Faktor yang
Mempermudah Terjadinya asimilasi:
1)
Toleransi tehadap
kelompok lain yang memiliki kebudayaan berbeda
2)
Adanya kesempatan
yang sama dibidang ekonomi bagi semua golongan masyarakat
3)
Sikap saling
menghargai kebudayaan
4)
Sikap terbuka
penguasa terhadap semua golongan masyarakat
5)
Pengetahuan akan
persamaan unsur-unsur kebudayaan yang berbeda
6)
Perkawinan campuran
(amalgamasi)
7)
Adanya musuh
bersama
Faktor
penghambat / penghalang terjadinya
Asimilasi:
1)
Letak geografis
terisolir (tertutup)
2)
Rendahnya
pengetahuan tentang kebudayaan lain
3)
Adanya ketakutan
yang berlebihan terhadap kebudayaan lain
4)
Sikap superior
(menilai tinggi dan lebih kebudayaan
sendiri)
5)
Perbedaan ciri-ciri
ras yang menonjol
6)
Perasaan in-group feeling yang kuat
7)
Perbedaan
kepentingan
d.
Akulturasi (acculturation)
Adalah
Perpaduan dua kebudayaan yang berbeda
dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan dua ciri
kepribadian dua kebudayaan sebelumnya.
Contoh:
Ø
candi Borobudur
hasil perpaduan kebudayaann India dengan kebudayaan Indonesia
Ø
musik keroncong
hasil perpaduan musik Portugis dengan musik Indonesia
Ø
Masjid demak
hasil perpaduan budaya Arab dengan budaya Jawa
untuk lebih jelasnya dapat dilihat ilustrasi berikut
ini:
Akulturasi akan berlangsung lama jika proses masuknya
kebudayaan asing melalui pemaksaan, dan proses akulturasi akan berjalan cepat
jika masuknya kebudayaan asing melalui jalan damai.
Menurut proses terjadinya keteraturan sosial terjadi
melalu tahapan proses sebagai berikut:
1)
tertib siosial
(social order) suatu kondisi kehidupan masyarakat yang aman, teratur,
dinais karena setiap individu bertindak sesua denga hak dan kewajibannya.
2)
Order adalah
sistem
nilai dan norma yang berkembang diakui dan dipatuhi oleh seluruh anggota
masyarakat
3)
Keajegan suatu kondisi
keteraturan yang tetap dan tidak berubah
sebagai hasil hubungan antara tindakan , nilai dan norma sosial y ang
berlangsung secara terus menerus.
4)
Pola
yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg
dalam interaksi sosial yang dijadikan model bagi semua anggota masyarakat atau
kelompok.
Keempat tahapan proses tersebut di atas dapat
digambarkan dengan ilustrasi berikut ini:
Keteraturan
Sosial
|
3)
|
1)
|
4)
|
2)
|
2.
Proses Disosiatif (konflik sosial)
Adalah Suatu proses yang cenderung menghambat
terciptanya keteraturan sosial, dan membawa anggota kelompok kea rah perpecahan
/ konflik dan merengganggak solidaritas.
Proses ini dibedakan menjadi 3 bentuk:
a.
Persaingan (kompetisi)
Adalah
proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba, berjuang antar individu atau kelompok yang ada untuk
mengejar suatu nilai tertentu dalam batas-batas tertentu yang dibenarkan,
dengan damai, fair play agar lebih maju, lebih kuat, lebih baik, dsb.
Sifat-Sifat Persaingan:
§
Personal Kompetisi : persaingan antarindividu (rivalry)
§
Impersonal Kompetisi persaingan antarkelompok. Contoh persaingan PDIP dengan Demokrat dalam
memenangkan pencalonan Presiden RI
b.
Kontravensi
Adalah
suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dengan konflik. Kontravensi ditandai dengan adanya ketidakpastian,
ketidakpuasan, perasaan benci yang disembunyikan, keragu-raguan, perasaan tidak
suka, individu / kelompok terhadap individu / kelompok lain.
Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker, kontravensi memiliki 5 proses sebagai berikut:
1)
Proses yang umum meliputi penolakan, keengganan,
perlawanan, menghalang-halangi, engacaukan rencana fihak lain
2)
Proses yang sederhana meliputimenyangkal orang lain
di depan umum, memaki orang lain, memfitnah, mencerca, memaki melalui
selebaran.
3)
Proses yang intensif meliputi: berkhianat,
mengumumkan rahasia fihak lain, penghasutan, menyebarkan desas-desus.
4)
Proses yang
bersifat taktis meliputi: mengjutkan
lawan, membingungkan fihak lainprovokasi, intimidasi, memaksa fihak lain untuk
menyesuaikan diri.
c.
Pertikaian (konflik)
Adalah
proses sosial atau keadaan yang ditandai dengan usaha menggagalkan,
menyigkirkan, dan bahkan memusnahkan fihak lain , untuk mencapai suatu keinginan
tertentu, atau karena adanya perbedaan
pendapat dan pendirian mengenai banyak hal.
Yang memegang peranan penting dalam konfli adalah perasaan benci, sentiment,
iri hati dsb.
Bentuk-bentuk pertikaian (konflik)
1)
Konflik pribadi: erjadi antara indivdu yang
satu dengan individu yangklain karena berbagai sebab
2)
Konfllik rasial terjadi karena adanya perbedaan
cirri-ciri fisik, kebudayaan, dan kepentingan masing-masing ras
3)
Konflik antkelas sosial terjadi karena
perbedaan kepentingan. Contoh konflik antara buruh dengan keinginan gaji tinggi
dengan pengusaha/majikan dengan untung banyak dan upah buruh murah
5)
Konflilk internasional, terjadi antara dua atau
lebih negaraberdaulat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar